Bagi kami di WiseWebster, Google Keyword Planner bukan sekadar alat riset kata kunci, tapi peta utama untuk menemukan peluang traffic yang sering luput dari perhatian. Untuk WiseSob yang ingin memahami bagaimana memanfaatkan fitur ini secara maksimal, berikut delapan strategi jitu yang bisa langsung diterapkan.

1. Gunakan Mode “Discover New Keywords” Secara Cerdas

Banyak pengguna hanya mengetik satu kata kunci utama lalu berhenti di hasil pertama. Padahal, fitur Discover New Keywords bisa dikembangkan lebih dalam. Coba masukkan dua atau tiga kata kunci yang relevan sekaligus, seperti “jasa website”, “bikin toko online”, dan “SEO murah”.

Dengan begitu, sistem Google akan menampilkan ratusan kombinasi ide kata kunci yang mencakup variasi sinonim, topik terkait, hingga istilah lokal yang sering digunakan pengguna Indonesia. Strategi ini membantu WiseSob menjangkau audiens yang lebih luas dan menghindari kompetisi langsung di kata kunci yang terlalu populer.

Kamu bisa melihat contohnya langsung di halaman resmi Google Keyword Planner.

2. Fokus pada “Search Intent”, Bukan Sekadar Volume

Volume pencarian memang penting, tapi tidak selalu berarti peluang terbaik. Misalnya, kata kunci “cara membuat website” memiliki ribuan pencarian, namun kebanyakan hanya mencari panduan gratis. Sedangkan kata kunci “jasa pembuatan website profesional” mungkin lebih kecil volumenya, tapi lebih tinggi niat membeli.

Gunakan kolom Avg. Monthly Searches bersama dengan Competition dan Top of Page Bid sebagai indikator intent. Semakin tinggi nilai bid dan kompetisi, semakin besar kemungkinan kata kunci itu mendatangkan konversi nyata.

Untuk memperdalam pemahaman intent ini, kamu bisa membaca panduan mendalam dari Moz tentang Search Intent.

3. Kelompokkan Kata Kunci dalam Tema (Keyword Clustering)

Setelah menemukan banyak ide kata kunci, langkah penting berikutnya adalah melakukan clustering — yaitu mengelompokkan kata kunci dengan makna dan tujuan pencarian yang mirip. Misalnya:

Strategi ini membuat kampanye iklan lebih efisien dan artikel blog lebih fokus menjawab kebutuhan pengguna. Kamu bisa menggunakan tools tambahan seperti Ahrefs Keyword Generator atau Ubersuggest untuk mempercepat proses clustering.

4. Gunakan Filter Lokasi dan Bahasa dengan Presisi

Google Keyword Planner memungkinkan filter berdasarkan lokasi dan bahasa. Fitur ini sangat penting bila WiseSob menargetkan pasar spesifik, misalnya hanya pengguna di Jakarta atau pengguna yang berbahasa Indonesia di luar negeri.

Misalnya, jika kamu mengetik “jasa digital marketing” dan memfilter ke lokasi Surabaya, kamu mungkin menemukan istilah unik seperti “biro digital marketing” yang tidak muncul di hasil nasional. Dengan menyesuaikan lokasi, kamu bisa menciptakan strategi konten lokal yang jauh lebih relevan.

Panduan resmi penggunaan filter lokasi ini bisa kamu temukan di dokumentasi Google Ads.

5. Analisis Kompetisi dari Sudut Pandang Iklan

Banyak pengguna mengabaikan kolom “Competition” dan “Top of Page Bid” karena mengira itu hanya relevan untuk iklan. Padahal, angka ini bisa digunakan untuk SEO juga. Kata kunci dengan tinggi kompetisi dan bid besar biasanya menunjukkan kata kunci yang sangat menguntungkan secara komersial.

Contoh: jika “beli domain murah” memiliki bid tinggi, itu artinya banyak pengiklan rela membayar mahal karena konversinya tinggi. Kamu bisa memanfaatkan insight ini untuk menentukan topik blog yang potensial menarik traffic konversi tinggi, bukan hanya traffic informatif.

6. Temukan “Hidden Gems” dari Kata Kunci Long-Tail

Salah satu kesalahan umum pemula adalah hanya fokus pada kata kunci pendek. Padahal, kata kunci panjang (long-tail) seperti “cara membuat website toko online tanpa coding” sering kali memiliki kompetisi rendah namun nilai konversi tinggi.

Gunakan fitur “Add Filter” lalu pilih kata kunci dengan avg. search volume rendah dan bid tinggi. Di sanalah biasanya tersembunyi “hidden gems” — peluang konten yang jarang dimanfaatkan orang lain tetapi bisa mendatangkan traffic stabil dalam jangka panjang.

Kami di WiseWebster sering menemukan peluang-peluang besar dari long-tail keyword yang tidak dilirik pesaing, namun punya CTR tinggi saat dioptimasi dengan benar.

7. Gunakan Hasil Keyword Planner untuk Konten Evergreen

Tidak semua kata kunci cocok untuk iklan berbayar. Sebagian besar justru bisa digunakan untuk membangun konten evergreen — artikel yang selalu relevan dan mendatangkan traffic jangka panjang. Misalnya, dari hasil riset, kamu menemukan kata kunci “cara memilih domain untuk bisnis”. Ini bisa menjadi artikel edukatif yang tak lekang oleh waktu.

Selain itu, gunakan juga tren musiman dari Google Trends untuk memvalidasi apakah topik tersebut stabil sepanjang tahun. Dengan cara ini, WiseSob bisa menggabungkan data dari Keyword Planner dan Google Trends untuk hasil yang lebih akurat.

8. Ekspor Data dan Integrasikan ke Strategi SEO

Setelah selesai riset, jangan lupa ekspor hasilnya ke Excel atau Google Sheets. Data ini bisa dijadikan dasar untuk:

Kami biasanya menggunakan hasil ekspor dari Keyword Planner untuk menyusun strategi SEO WiseWebster secara menyeluruh: dari perencanaan artikel hingga optimasi landing page. Dengan data yang terstruktur, proses pembuatan konten jadi lebih efisien dan tepat sasaran.

Gabungkan Data dengan Tools Pihak Ketiga

Google Keyword Planner memang powerful, tapi hasilnya akan jauh lebih tajam jika dipadukan dengan alat lain seperti SEMrush atau Ahrefs. Dengan menggabungkan volume dan keyword difficulty dari dua sumber, kamu bisa menilai apakah kata kunci tertentu layak untuk dioptimasi.

Contoh: Keyword Planner menunjukkan “jasa SEO Jakarta” punya volume tinggi, tapi Ahrefs mengungkapkan tingkat kesulitannya juga tinggi. Maka, kami bisa beralih ke variasi lain seperti “paket SEO bisnis lokal” untuk strategi jangka pendek.

Kesimpulan

Menggunakan Google Keyword Planner bukan sekadar mengetik kata kunci dan melihat angkanya. Alat ini bisa menjadi senjata strategis bila digunakan dengan pendekatan yang tepat — mulai dari analisis intent, filter lokasi, hingga integrasi data lintas platform. Dengan delapan strategi ini, WiseSob bisa merencanakan kampanye konten dan iklan yang lebih cerdas dan efektif.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rafi Candra

Web Developer | SEO | Digital Marketer

Outline