Deskriptif analitik adalah langkah dasar membaca data apa adanya: ringkas, rapikan, lalu ceritakan faktanya. Dengan cara ini, kami dan WiseSob bisa tahu “apa yang terjadi” sebelum melompat ke “kenapa” dan “bagaimana selanjutnya”.

Deskriptif analitik adalah apa dan kenapa penting

Secara sederhana, deskriptif analitik adalah proses merangkum data historis agar pola terlihat jelas. Kita hitung total, rata-rata, median, persentase, tren per waktu, sebaran kategori, lalu tampilkan dalam tabel ringkas dan visual yang mudah dipahami. Kenapa penting? Karena kebanyakan keputusan harian—dari performa kampanye, penjualan cabang, hingga beban kerja CS—butuh jawaban cepat berbasis kondisi nyata, bukan asumsi.

Deskriptif analitik adalah fondasi KPI yang sehat

Kalau KPI berantakan, strategi ikut berantakan. Deskriptif analitik memastikan KPI dibangun dari ringkasan data yang rapi, konsisten, dan relevan. Contoh yang sering dipakai:

Contoh KPI marketing

Contoh KPI operasional

Semua metrik ini lahir dari deskriptif analitik: hitung, kelompokkan, dan bandingkan.

Alur praktis: dari data mentah ke ringkasan yang mantap

  1. Definisikan pertanyaan. Contoh: “Bagaimana tren penjualan mingguan per kategori?” atau “Channel mana yang paling efisien?”
  2. Kumpulkan data. Sumber bisa dari database transaksi, CRM, Google Analytics, atau lembar Excel tim.
  3. Bersihkan & standarkan. Rapikan tanggal, duplikat, kategori tak konsisten, dan nilai kosong. Pastikan satuan sama (IDR, jam, unit).
  4. Ringkas dengan agregasi. Gunakan group by, hitung total, rata-rata, median, percentile, dan proporsi.
  5. Visualkan sewajarnya. Line chart untuk tren waktu, bar chart untuk perbandingan kategori, pie hanya untuk komposisi sederhana.
  6. Ceritakan insight. Tulis 3–5 poin jelas: apa puncak, apa anomali, siapa kontributor, dan apa implikasinya.

Contoh cepat: Excel/Sheets, SQL, dan Python

Pivot sederhana di Excel/Google Sheets

Ringkasan SQL

-- Penjualan mingguan per kategori
SELECT
  DATE_TRUNC('week', order_date) AS week,
  category,
  SUM(amount) AS revenue,
  COUNT(*) AS orders,
  ROUND(SUM(amount)::numeric / NULLIF(COUNT(*),0), 2) AS aov
FROM orders
GROUP BY 1, 2
ORDER BY 1, 2;

Python pandas (opsional untuk data analyst)

import pandas as pd
df['week'] = pd.to_datetime(df['order_date']).dt.to_period('W').dt.start_time
g = (df.groupby(['week','category'])
       .agg(revenue=('amount','sum'),
            orders=('order_id','count'),
            aov=('amount','mean'))
       .reset_index())

Tujuannya sama: dapatkan ringkasan yang jujur—baru setelah itu bergerak ke analisis lanjutan.

Perbandingan singkat: deskriptif vs diagnostik vs prediktif vs preskriptif

Pendekatan Pertanyaan Teknik umum Contoh output
Deskriptif Apa yang terjadi? Agregasi, distribusi, tren Tabel ringkasan, grafik tren mingguan
Diagnostik Mengapa itu terjadi? Drill-down, segmentasi, korelasi Perbandingan kanal, analisis cohort
Prediktif Apa yang mungkin terjadi? Forecasting, model ML Proyeksi permintaan bulan depan
Preskriptif Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan? Optimisasi, simulasi Rekomendasi alokasi budget

Deskriptif analitik adalah kunci membaca tren waktu

Tren sering salah baca karena skala waktu yang keliru. Tips singkat:

Deskriptif analitik adalah sahabat segmentasi

Segmentasi membuat ringkasan makin tajam. Alih-alih hanya “total revenue”, pecah lagi per kategori, per kanal, per wilayah, atau per cohort pelanggan. Dari situ pola muncul: kategori mana yang konsisten mendongkrak AOV, wilayah mana yang stagnan, dan channel mana yang efisien.

Quality matters: data kotor bikin cerita salah

Ringkasan hanya sekuat kualitas datanya. Pastikan:

Studi kasus singkat: tiga skenario nyata

E-commerce UMKM

Masalah: revenue bulanan terasa turun. Dengan deskriptif analitik: kami plot revenue per minggu, pecah per kategori. Ternyata kategori A turun, kategori B naik, totalnya terlihat datar. Drill kecil menunjukkan stok kategori A sering kosong. Tindak lanjut: perbaiki replenishment dan tampilkan alternatif produk saat stok tipis.

Tim CS & SLA

Masalah: rating layanan menurun. Ringkasan menunjukkan lonjakan tiket di jam makan siang dan malam, sementara jadwal shift belum menutup jam-jam itu. Solusinya sederhana: redistribusi agent, pasang auto-reply yang jelas, dan template jawaban untuk isu berulang.

Web analytics

Masalah: traffic naik tapi konversi turun. Deskriptif analitik memecah funnel per kanal. Organic stabil, tetapi paid melesat dengan bounce tinggi. Setelah cek landing page, ternyata kecepatan halaman buruk di seluler. Perbaikan performa memperbaiki CR paid signifikan dalam dua minggu.

Best practice visual: jangan berlebihan

Referensi data publik yang kaya

Untuk latihan atau pembanding, manfaatkan sumber resmi:

Checklist implementasi yang realistis

Kesalahan umum yang bikin analisis menyesatkan

Deskriptif analitik adalah pijakan sebelum melangkah

Setelah ringkasan rapi, barulah diagnosa penyebab, buat prediksi, atau hitung rekomendasi. Melewati langkah ini bikin arah analisis mudah meleset. Mulai dari fakta, baru narasi.

FAQ singkat untuk WiseSob

Apa minimum tool yang dibutuhkan? Sheets/Excel + akses data yang rapi sudah cukup. Tambahkan SQL untuk data besar, lalu BI tool bila butuh kolaborasi.

Berapa sering diperbarui? Operasional: harian/mingguan. Eksekutif: mingguan/bulanan. Sesuaikan ritme keputusan.

Siapa yang mengerjakan? Idealnya ada “data steward” yang menjaga definisi metrik dan kualitas data lintas tim.

Kesimpulan

Deskriptif analitik adalah cara paling jujur membaca data. Ia menata fakta, memotong kebisingan, dan membuka jalan ke analisis yang lebih dalam. Mulai dari ringkasan yang solid, keputusan bisnis jadi lebih tenang, cepat, dan tepat.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rafi Candra

Web Developer | SEO | Digital Marketer

Outline