Markup Itu Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Istilah markup sering kita dengar, tapi maknanya bisa berbeda tergantung konteks. Markup bisa berarti kenaikan harga dalam bisnis, bisa juga berarti struktur penulisan dalam HTML. Supaya nggak bingung, WiseSob, yuk kita bahas markup itu apa secara lengkap dan gampang dimengerti!
Markup Itu Apa Secara Umum?
Secara etimologi, kata “markup” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “menandai sesuatu”. Dalam praktiknya, istilah ini digunakan dalam berbagai bidang dan memiliki arti yang cukup spesifik tergantung konteks penggunaannya.
Secara umum, markup adalah proses memberi tanda atau informasi tambahan untuk memperjelas suatu hal. Dalam bisnis, markup berarti penambahan harga di atas biaya dasar. Dalam teknologi informasi, markup merujuk pada struktur kode atau tag yang menandai elemen dalam dokumen digital.
Markup dalam Dunia Bisnis dan Keuangan
Dalam konteks bisnis, markup adalah selisih antara harga pokok penjualan dan harga jual. Markup menunjukkan berapa besar keuntungan kotor yang ingin diperoleh dari suatu produk atau jasa.
Rumus markup:
Markup = (Harga Jual - Harga Pokok) / Harga Pokok × 100%
Contoh sederhana:
- Harga pokok: Rp100.000
- Markup: 30%
- Harga jual = Rp100.000 + (30% × Rp100.000) = Rp130.000
Markup sangat penting dalam menentukan strategi penetapan harga, terutama untuk menjaga margin keuntungan tanpa membuat produk terlalu mahal bagi konsumen.
Markup dalam Web Development (HTML Markup)
Di dunia pemrograman web, istilah markup mengacu pada HTML (HyperText Markup Language). HTML digunakan untuk membangun struktur dasar dari halaman website dan menandai bagian-bagian konten seperti heading, paragraf, tautan, gambar, dan lain-lain.
Beberapa contoh tag markup dalam HTML:
<h1>Judul Halaman</h1>
<p>Ini adalah paragraf teks.</p>
<a href="https://example.com">Klik di sini</a>
<strong>Teks penting</strong>
Markup dalam HTML tidak hanya untuk penampilan, tetapi juga berperan besar dalam SEO (Search Engine Optimization), aksesibilitas, dan responsif desain. Google, misalnya, memahami isi website melalui struktur markup HTML yang bersih dan sesuai standar.
Perbedaan Markup vs Margin
Di dunia bisnis, banyak orang masih keliru membedakan antara markup dan margin. Meski keduanya berkaitan dengan keuntungan, rumus dan sudut pandangnya berbeda.
| Aspek | Markup | Margin |
|---|---|---|
| Definisi | Selisih antara harga jual dan biaya pokok, dibagi biaya pokok | Selisih antara harga jual dan biaya pokok, dibagi harga jual |
| Rumus | (Harga Jual – Biaya) / Biaya | (Harga Jual – Biaya) / Harga Jual |
| Contoh (Biaya Rp100.000, Jual Rp130.000) | Markup = 30% | Margin = 23.07% |
| Fokus | Dari sudut pandang biaya | Dari sudut pandang harga jual |
Dengan memahami perbedaan ini, pelaku bisnis bisa lebih akurat dalam membuat perhitungan profit dan menetapkan strategi penjualan yang sesuai.
Contoh Markup dalam Dunia Nyata

Berikut beberapa contoh penerapan markup di berbagai bidang:
- Markup Harga: Sebuah toko membeli barang grosir seharga Rp50.000 dan menjualnya Rp75.000. Markup-nya sebesar 50%.
- Markup HTML: Seorang web developer menuliskan artikel dalam format HTML agar bisa ditampilkan rapi di browser pengguna. Ia menggunakan tag seperti
<h1>dan<p>untuk menandai judul dan isi paragraf. - Markup Produk Digital: Marketplace menambahkan markup 10% pada harga produk digital sebagai biaya jasa platform.
Walau konteksnya berbeda, esensinya tetap sama: markup digunakan untuk menandai atau menambahkan nilai atas suatu dasar.
Fungsi Markup dalam E-Commerce
Dalam e-commerce, markup punya dua fungsi penting:
1. Markup Harga
Ini digunakan oleh pemilik toko online untuk menentukan harga jual dari produk yang mereka jual. Markup bisa disesuaikan berdasarkan:
- Biaya operasional
- Target keuntungan
- Persaingan pasar
- Permintaan produk
Tanpa markup yang tepat, bisnis bisa kehilangan margin atau malah menjadi tidak kompetitif.
2. Markup HTML
Saat menampilkan produk di website, markup HTML dibutuhkan untuk menyusun elemen seperti:
- Judul produk:
<h2> - Deskripsi produk:
<p> - Gambar produk:
<img> - Harga dan tombol beli:
<span>,<button>
Tanpa markup yang benar, tampilan bisa berantakan dan menyulitkan pengguna saat browsing atau membeli produk.
Tips Menghitung Markup Secara Tepat
Berikut beberapa tips yang bisa WiseSob gunakan untuk menentukan markup dengan bijak:
- Analisis pasar: Lihat harga pesaing sebelum menetapkan markup. Jangan terlalu tinggi agar tidak kalah bersaing.
- Perhitungkan semua biaya: Termasuk biaya pengiriman, kemasan, promosi, dan platform fee.
- Gunakan kalkulator markup: Banyak tool online yang bisa bantu hitung otomatis markup vs margin.
- Uji coba dan evaluasi: Coba beberapa strategi harga untuk melihat mana yang paling menguntungkan dan disukai pasar.
Dengan perhitungan cermat, bisnis bisa tetap kompetitif tanpa mengorbankan profitabilitas.
WiseWebster dan Peran Markup dalam Proyek
Di WiseWebster, kami sering berhadapan dengan markup dalam dua konteks sekaligus: saat membangun website menggunakan HTML, dan saat membantu klien mengelola harga produk digital atau fisik mereka di e-commerce.
Markup HTML kami optimalkan untuk:
- Struktur SEO yang rapi
- Tampilan web yang responsif dan cepat
- Aksesibilitas pengguna (terutama untuk pengguna mobile)
Sementara untuk markup harga, kami bantu klien menentukan strategi markup berdasarkan kategori produk, behavior pengunjung, dan margin keuntungan ideal—baik itu untuk toko online, sistem booking, atau platform kursus.
Kesimpulan
Markup bisa berarti banyak hal, tergantung konteksnya. Baik markup harga untuk jualan atau markup HTML untuk bikin tampilan web, semuanya penting untuk dipahami di era digital. Semoga setelah membaca ini, WiseSob jadi makin paham dan siap menerapkannya di dunia nyata!